Silabus PKTM I

Jumat, 19 April 2013


KONSEP UMUM
Pelatihan fasilitator dan pendamping adalah pelatihan yang mengkhususkan pada perencanaan pengkaderan, pengelolaan pengkaderan dan pendamping pasca pengkaderan Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Maka peserta di latih untuk memiliki 3 ( tiga ) kemampuan dasar yaitu pertama pendampingan/Instruktur memahamin Karakteristik ( seluk Beluk ) peserta pelatihan, kedua, Instruktur/memahami fungsi karakteristik isi meteri pelatihan, dan ketiga, Instruktur/pemdamping memahami sebagai Instruktur dan dapat berperan sebagai fasilitator PK TM I. Untuk itu, secara kontek/isi materi, pelatihan ini akan di bagi kedalam tiga cluste (kelompok) yaitu (1) materi pengetahuan tentang psikologis remaja ( Warga Pelajar ), (2) Pendalaman Materi dan Proses Pelatihan, dan (3) pengetahuan dan keterampilan sebagai fasilitator/Instruktur Pelatihan dan pendampingan pasca pelatihan.
    Dalam SPI, sistem pengkaderan Ikatan Pelajar Muhammadiyah, kegiatan pelatihan fasilitator ini bertujuan untuk melatih para calon instruktur/fasilitator dan pendamping pengkaderan agar dapat memiliki kualifikasi sebagai fasilitator, pendamping kader dan pelaku perencanaan, pengelola penggerak kader pasca pelatihan. Adapun materi yang disampaikan adalah psikologis Remaja/warga Pelajar, komunikasi, kefasilitato-an, pendampingan, Ke-Training-an, dan muatan lokal lainnya yang di anggap penting.
PROSES, METODE DAN MEDIA PELATIHAN
Proses Belajar
Proses belajar dalam pelatihan ini menggunakan metode pendidikan orang dewasa (Andragogy) dan mengikut pendekatan partisipatoris. Maksudnya adalah dalam pelatihan ini, penetapan peserta sebagai orang yang telah memiliki bekal pengetahuan, pengalaman, keterampilan serta bertingdak bedasarkan kesadaran sendiri dan kesadaran kelompoknya. Jadi pengalaman dan potensi yang pada peserta ada pada peserta adalah sumber yang perlu di gali dalam proses pelatihan tersebut. Maka pelatih hanya sebagai fsilitator untuk menggali gagasan, mengkondifikasi dan mensistematisasi masalah peserta bedasarkan metodologi pelatihan., serta menciptakan kondisi suasana belajar, memotivasi peserta dan memberdayakan bagaimana peserta dapat menyelesaikan/menyimpulkan masalahnya sendiri dan mengembangkan materi yang di berikan.
Alur belajar :
(1)    melakukan/Pengalaman, (2) Mengungkap data/braimtoriming, (3) menganalisis (sebab-akibat) (4) memberikan informasi/Materi untuk mengambil kesimpulan, (5) Menerapkan.
Alur belajar merupakan proses belajar alamiah yang segaja di tuangkan kedalam setiap proses pelatihan atau penyelanggara proses belajar. Untuk itu penting bagi pelatih/Instruktur sebagai fasilitator untuk mengingat – ingat kembali kegiatan yang pernah di lakukan sebelumnya, dan dikaitkan dengan kegiatan yang Semarang sedang berlangsung dan sedang dikerjakan. Dan selanjutnya pengalaman belumlah lengkap sebelum mendapat ajaran baru, pengalaman baru atau penemuan baru dan secara terus menerus di uji kebenarannya. Maka sering pakar pendidikan mengatakan bahwa proses belajar merupakan proses ekspirimental yang tidak pernah berakhir. Dan penerapan hasil belajar yang baru akan berulang menjadi pengalaman baru untuk di uji, di analisi, di kaitkan kembali dengan informasi yang sedang berkembang terus di simpulkan kembali untuk di terapkan kembali, dan seterusnya.
Metode Belajar
Metode belajar yang dapat digunakan dalam setiap pelatihan atau pengkaderan adalah :
1.    Pemanasan, berfungsi untuk membina suasana forum yang dapat menyenangkan, untuk menarik perhatian peserta terhadap tema/materi/topik pembicaraan yang sedang di bahas.
2.    Ceramah dan tanya jawab, suatu cara memberikan informasi kepada peserta yang berfungsi menjelaskan sesuatu secara sepihak tentang materi pembelajaran tertentu. Sedangkan tanya jawab hanya berfungsi untuk mengetahui apakah penjelasan yang di berikan sudah jelas atau belum.
3.    Diskusi kelompok, berfungsi sebagai arena saling tukar informasi dan memecahkan masalah, bahan diskusi yang di berikan serta arena cipta dan daya analisa dalam dalam musyawarah untuk mufakat.
4.    Bermain peran (roleplay), berfungsi penumbuh spontifitas dan ekspresi serta mengembangkan daya analisis pengamat antar perserta
5.    Simulasi, berfungsi untuk meningkatkan keterampilan tertentu menglalui pengalaman berbuat dengan cara melakukan sesuatu kegiatan belajar dalam kondisi tidak nyata.
6.    Diskusi pleno, berfungsi sebagai arena saling pemantapan pengalaman, saling tukar pengalaman dan analisis, hasil karya pribadi/kelompok serta mewujudkan kesimpulan bersama.
7.    Study kkasus, berfungsi sebagai arena saling tukar informasi dan memecahkan masalah bersama
8.    Curah pendapat(brainstoring), berfungsi membangkitkan keberanian peserta untuk mengungkapkan pendapat dan perasaannya.
9.    Ice breaker, berfungsi untuk memecahkan kejenuhan dengan kuis atau permainan tertentu pada saat pelatihan berlangsung.
10.    Praktek lapangan, berfungsi untuk menguji dan mengelola kemampuan forum peserta dengan praktek lapangan, artinya perserta peserta di ajak secara langsung untuk mempadukan kemampuan belajar di ruangan dengan praktek langsung di lapangan tertentu.
Media belajar
Media belajar yang di gunakan untuk kelancaran pelatihan atu pengkaderan adalah seperangkat alat media atau bahan bantu untuk kelancaran kegiatan pelatihan, kelancaran fasilitasi proses belajar yang di lakukan oleh fasislitator,insstruktur dan pendamping pelatihan. Adapaun bahan – bahan yang di maksud adalah sebagai berikut :
•    Bahan materi yang berhubungan dengan pokok bahasan
•    Poster/gambar
•    Flip cahart/kertas plano
•    Alat bermain (disesuiakan dengan kebutuhan)
•    Alat untuk simulasi (disesuiakan dengan kebutuhan)
•    Lembar peraga, lembar, tugas
•    Alat tulis menulis. Spidol papan tulis
•    Dll
Praktek dan diskusi kelompok I
1.    Buatlah perencanaan pelatihan pengkaderan (jadwal dan Alur Pelatihan)
2.    Jelaskan secara singkat tengtang alur kegiatan ( praktek Presentasi )
3.    Diskusi dan tanya jawab.
Tindah lanjut kegiatan
Pasca pelatihan adalah proses tindak lanjut dengan melakukan pendampingan terhadap peserta , atau kader baru lulusan pengkaderan TM I, ada tiga langkah, yaitu (1) pengukuhan tim follow up atu pembagian tim, (2) pedayanggunaan atau penugasan kelompok, (3) aktivitas pendamping atau temu belajar.

0 komentar:

Posting Komentar